Berdesain kotak make up, MP3 player edisi ulang tahun 50 ini dibuat oleh INNO Design. Model ini didukung penyimpanan 2GB, radio FM dan kaca.
Kaca ini memang tidak berhubungan dengan teknologi tinggi, tapi Barbie tampaknya ingin terus mengistimewakan konsumen wanitanya.
Selain itu juga tersedia input untuk mic. Perangkat ini hanya dijual di tenmpat-tempat eksklusif seperti Fred Segal dimana ulang tahun Barbie ke 50 dipusatkan.
Produk MP3 player Barbie edisi ulang tahun 50 itu dijual bervariasi dari US$93 hingga US$165.[ito]
INILAH.COM, Jakarta � Ini hal sepele. Tapi, bisa mengundang celaka di jalanan: mendengarkan iPod atau MP3 player lewat telepon seluler. Karena pelanggaran, pelakunya bisa diseret ke pengadilan. Masihkah terus mempertahankan kebiasaan buruk ini?
Radio atau pemutar musik seperti kaset, cakram padat, atau MP3 player maupun iPod CD, sudah biasa tertancap di setiap mobil, khususnya bila pengendaranya anak muda dan kalangan eksekutif. Padahal, menurut penelitian sebuah perusahaan asuransi Australia, risiko kecelakaan pada pengendara mobil, utamanya anak muda, karena asyik mendengarkan iPod atau MP3 player lewat ponsel.
NRMA Insurance menyodorkan hasil penelitian mereka: satu dari lima pengendara mobil berusia di bawah 30 tahun, selalu berbicara atau mendengarkan musik lewat ponsel saat mereka berkendara. Angka yang tak sedikit tentunya.
Sementara, pihak kepolisian Australia mengatakan kebiasaan seperti itu ilegal alias melanggar hukum dan sangat berbahaya. Pelakunya bisa dijebloskan ke penjara jika terbukti bersalah mengakibatkan sebuah kecelakaan.
Kepala Dinas Lalu Lintas Kepolisian New South Wales (NSW), John Hartley, mengatakan menggunakan ponsel saat berkendara adalah kebiasaan yang sebenarnya legal, tapi sangat tidak disarankan.
"Jika kita mengendarai mobil dalam keadaan yang tidak seharusnya dan kemudian sedikit menghiraukan apa yang ada di sekitar, maka risiko kecelakaan akan lebih besar," ujarnya.
Sementara itu, juru bicara NRMA Insurance John Hallal mengatakan bahwa mendengarkan MP3 player lewat headphone memiliki potensi sebagai perusak konsentrasi pengemudi dalam berkendara. Hal itu sama berbahayanya dengan menggunakan ponsel tanpa headset.
"Ada pertanyaan besar mengenai situasi ini: mengapa yang satu ilegal dan satunya lagi legal? Pengendara seharusnya lebih waspada terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Menggunakan ponsel saat berkendara otomatis menurunkan tingkat kewaspadaan, khususnya pada rambu-rambu lalu lintas," ujarnya.
Ia menambahkan MP3 player juga memberikan masalah tersendiri, bahkan pada saat headphone sedang tidak terpasang. Soalnya, konsentrasi pengendara dirusak oleh aktivitas mengganti lagu yang ingin didengarkan saat berkendara.
"Jika kita memiliki MP3 player, godaan untuk menoleh ke bawah dan melihat layar, kemudian mengganti lagu, pasti selalu ada," ujarnya.
Hallal juga menjelaskan hampir sebagian dari responden di bawah umur 30 tahun mengaku mereka selalu menggunakan MP3 player saat berkendara. Hallal bahkan menilai MP3 player lebih merusak konsentrasi dalam berkendara dibandingkan car stereo biasa.
"iPod dan MP3 player sangat berbeda dengan hanya mendengarkan radio atau CD. Dengan mendengarkan radio atau kaset atau CD, kita tahu dimana tombol-tombol untuk mengganti lagu atau stasiun radio. Tetapi kalau menggunakan iPod, kita otomotis tergoda untuk melihat layar dan melupakan keadaan sekitar dalam sesaat. Ini sangat berbahaya," ujarnya.
Pengendara, menurut Hallal, seharusnya bisa meminimalisir risiko kecelakaan dengan mensortir lagu-lagu mana dahulu yang akan didengarkan selama berkendara sebelum masuk ke dalam mobil.
"Kami tidak melarang orang-orang menggunakan MP3 player di dalam mobil. Kami hanya percaya bahwa mereka seharusnya menggunakan logika dan memilih lagu-lagu yang akan didengarkan sebelum berkendara dan apapun keadaannya mereka harus menggunakan headphone," ujarnya.
Namun, akhir-akhir ini malah sebagian besar produsen mobil menambahkan fitur-fitur seperti MP3 auxiliary jack atau integrated system yang bisa secara langsung menancapkan iPod atau daftar lagu MP3 ke layar hiburan yang ada di dashboard mobil.
Marketing Manager Hyundai Australia, Oliver Mann, mengatakan sistem audio yang terintegrasi diklaim memudahkan pengendara untuk tetap berkonsentrasi pada pandangan ke depan walaupun ingin mencari kanal stasiun radio atau memilih lagu.
"Sistem hiburan yang terintegrasi di dashboard bekerja lebih baik dibandingkan memasang iPod di mobil. Layar pada hampir semua MP3 player juga lebih berukuran kecil sehingga menambah konsentrasi pengemudi pada MP3 player. Jadi, kalau menggunakan sistem hiburan yang terintegrasi, lebih mudah karena perangkatnya lebih besar dan karena adanya sinar dari layar juga mempermudah pengendara untuk mengganti kanal radio atau mengganti lagu," ujarnya.
NRMA Insurance dalam penelitiannya juga menemukan bahwa penggunaan MP3 player juga berubah alias turun jika usia pengendara makin di atas 30 tahun. Hanya 15% dari responden pengendara yang berusia 30-39 tahun dan 8% dari usia 40 tahun yang menggunakan teknologi ini di mobil mereka.
Juru bicara Toyota Australia, Mike Breen, mengatakan pihaknya tidak menyarankan para pemilik kendaraan Toyota untuk menggunakan MP3 player saat berkendara. Hal itu dianggap merusak konsentrasi pada saat menyetir dibandingkan radio standar yang biasa terpasang di mobil-mobil Toyota. [I4]
Jutaan ABG Terancam Tuli Akibat MP3
Budi Winoto
INILAH.COM, Brussel � Hingga 10 juta remaja dan ABG Eropa terancam mengalami kerusakan pendengaran karena memainkan MP3 player terlalu keras. Lembaga resiko kesehatan Uni Eropa mendesak agar MP3 player dibatasi tingkat kekerasannya.
Mendengarkan MP3 player dan pemutar musik personal lain dengan volume kencang dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kehilangan pendengaran. Selain itu bisa menimbulkan suara berdenging di telinga
Komite ilmuwan yang mengidentifikasikan resiko penyakit baru, menemukan 5-10 persen pengguna MP3 beresiko mengalami kerusakan pendengaran permanen jika mendengarkan MP3 player sejam sehari dengan volume keras dalam jangka waktu minimal lima tahun. Hingga kini, belum ada pengobatan untuk kehilangan pendengaran.
"Mari jujur, kita sedang menghadapi bencana besar kecuali kita bertindak cepat," kata Stephen Russell dari kelompok keselamatan konsumen pan-Eropa.
Komisi Eropa juga menjabarkan beberapa langkah pencegahan seperti harus ada peringatan pada layar. Selain itu volume pemutar musik juga harus dibatasi.[ito]
0 komentar anda:
Posting Komentar